Last Day

What will people do if they know that today is their last day?

Will they cry?
Will they beg for forgiveness?
Will they do a good deed?

Or will they just laugh at death and walk away like nothing will happen?

Silence

Siang hari. Cuaca tenang dan cerah kembali memayungi sekolah ini. Derap langkah siswa siswi sekolah meramaikan suasana lorong sekolah. Beriringan dengan suara bisikan obrolan dan suara lepas canda dan tawa mereka. Bercampur juga dengan suara semangat para siswa yang bermain basket di sebuah lapangan basket kecilnya. Rasanya hari ini sekolah begitu ramai. Begitu hidup. Begitu pula dengan seorang siswa yang terduduk diam di pojokan tangga.

Hidup? Diantara suasana ramai hidupnya sekolah, dia hanya duduk terdiam menatap lamat lamat permainan basket dari tangga itu. Kadang sedikit merubah posisi duduknya. Kadang menguap satu dua kali. Kadang beralih pandang menatap langit indah nan cerah dengan wajah datar. Atau kadang duduk membaca buku. Tidak peduli dengan murid lainnya yang sering mondar mandir naik turun tangga. Yang terkadang menatapnya dengan tatapan "aneh".

Seseorang yang duduk disana

Matahari menjulang tinggi. Memamerkan silau panas cahayanya. Langit yang tidak mau kalah ikut menyapu awan. Membersihkan. Menunjukan indah biru warnanya. Tidak lupa burung burung terbang kesana kemari. Bernyanyi riang. Beriringan dengan suara samar penghuni sekolah. Suara derap kaki murid berlarian. Tertawa jahil. Menyeringai. Ah, Hari yang indah.

GEMES PAPAT

Hei para pemuda indonesia, sadarkah kalian dengan sekitar kalian? Dimana tumbuhan menangis dalam diam. Dimana sungai berteriak minta pertolongan. Dimana tanah kesal karena tercemar. Lalu mereka semua meluapkan kemarahannya dengan sebuah kejadian yang menghancurkan kehidupan sang pembuat kerusakan yang tidak lain adalah manusia. Dan semua hanya berawal dari SAMPAH.

Ikatan Yang Tak Terlihat

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bismillah.

Pintar, Satu Kata Sejuta Makna.

Pintar. Satu kata dengan arti yang tidak terbatas. Untuk ukuran kita pelajar, kebanyakan orang mendefinisikan pintar sebagai suatu orang yang mempunyai prestasi tinggi di kelasnya. Nilainya bagus dan selalu rangking satu di setiap semesternya. Tapi apakah benar itu definisi pintar? Jadi apa itu pintar?


Let's think again!

Fenomena Musiman

          Nggak kerasa ramadhan tahun ini udah lewat ya. Cepet Banget. Perasaan, gua kemaren baru minum es cendol sama kolak pisang. Kelapa kopyor sama sirop blewah belom sempet gua rasain. Haha. 

          Kan sekarang udah masuk bulan Syawal nih. Udah pada puasa 6 hari belom nih? Lumayan lho, pahala kayak puasa 1 tahun.

          Ngomong ngomong soal Ramadhan selesai nih ya, ada satu pikiran konyol yang nyantol di otak gua sampe sekarang. 

          Setan balik bro!

Perangkap Rutinitas

           Pernah ngga sih lu ngerasa, bingung, linglung, ga semangat kalo ke sekolah? Ngerasa setiap pagi badan lemes terbatuk batuk? Ngerasa di kelas tuh bosen terkantuk kantuk? Ngerasa, pas dikasih tugas malah kesal sambil mengutuk? Ngerasa semua berlalu begitu saja sampai pada akhirnya bel pulang diketuk. Utuk utuk utuk….

            

           Rasanya semuanya begitu hampa, begitu tidak bermakna. Setiap hari hanya berangkat untuk pulang. Terjebak dalam rutinitas yang tidak ada habisnya…

            

           BAHAYA! Kalo ngerasa gejala gejala yang telah disebutkan diatas ada pada diri lu, lu di diagnosa menderita suatu penyakit yang berbahaya. Penyakit mematikan yang biasa menyerang anak berumur dibawah 19 tahun khususnya para remaja SMA. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi ke banyak aspek kehidupan dan efek terparahnya adalah merusak masa depan seseorang. Penyakit ini dinamakan sebagai PR yang merupakan singkatan dari “Perangkap Rutinitas”.

About Me

Hi

Nama saya Dika. 

Bukan Raditya Dika lho ya. 

Nama saya, Adika Putra Pangestu. Panggil aja Dika atau sesuai nama blognya "Sensei" juga boleh. Atau juga boleh panggil saya "Ipung". Ya. Ipung. Udah 17 tahun dalam hidup saya, saya dipanggil Ipung sama keluarga di rumah. Nggak tau asal usulnya dari mana. Kenapa harus Ipung gitu. Nanggung banget. Padahal nyerempet dikit lagi jadi penyanyi OST Laskar pelangi "Ipang". Tapi, yah, sudahlah. Haha.

Hari Baru, Tulisan Baru

"Hari ini. Rabu 14 Agustus 2013. Pukul 09.21 WIB. Gua resmikan, blog ini, dibuka !" *gunting tali merah

           DONG! Gong pun dipukul. Semuanya bersorak gembira. Ada yang loncat loncatan saking senengnya. Ada yang nangis saking terharunya. Bahkan sampe ada yang pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit karena asmanya kumat ditengah keramaian.  Gua pun turun dari panggung peresmian dan berjalan menyapa mereka. Gua terus berjalan di atas karpet merah yang berkilauan menuju sebuah pintu besar berwarna keperakan. Pintu itu sudah keliatan tua dengan besi bulat yang tertempel di tengahnya. Modelnya mirip pintu - pintu istana yang ada di film zaman pertengahan.

"Jadi, ini sebuah istana?" tanya gua terhadap diri sendiri.

           Gua mengetuk pintu itu dan masuk ke dalam. Sebuah Aula besar dari marmer terhampar di hadapan gua. Lengkap dengan perabot perabot mahal berkilauan menghiasi sudut sudutnya. Di tengahnya ada sebuah tangga yang membelah ke kiri dan ke kanan. Gua tertahan dengan pemandangan ajaib ini. Siapa yang tinggal di istana ini? Raja? Presiden? Bisnisemen? atau jangan jangan Bill Gates?! Woa, gua mau minta "Ipad" kalo dia beneran tinggal disini. Eh, itu steve jobs ya?