GEMES PAPAT

Hei para pemuda indonesia, sadarkah kalian dengan sekitar kalian? Dimana tumbuhan menangis dalam diam. Dimana sungai berteriak minta pertolongan. Dimana tanah kesal karena tercemar. Lalu mereka semua meluapkan kemarahannya dengan sebuah kejadian yang menghancurkan kehidupan sang pembuat kerusakan yang tidak lain adalah manusia. Dan semua hanya berawal dari SAMPAH.







Lucu rasanya saat banyak orang bilang begini. "Wih, enak ya kalo bisa tinggal di London, kotanya keren, enak, terlihat rapih." "Duh, pengen pergi ke jepang deh, kayaknya negaranya bagus bangetnya alam dan budayanya" atau mungkin "Jadi pengen ke papua nugini nih, pengen berburu babi hutan (?) ".

Well guys, Indonesia sebenernya punya semuanya kok. Alamnya ada. Budaya juga ada. Babi hutannya juga banyak. Cuma memang ngga bisa dipungkiri ada satu hal yang membedakan kita dengan negara lain yakni faktor "KEBERSIHAN". Ya mungkin ngga di semua tempat, namun justru di kota kota besar malah joroknya keliatan banget. Bekas plastik makanan bertebaran. Bekas jajan es menggenang di trotoar. Sungai berubah jadi got raksasa dan lainnya. Semua karena budaya "unik" kita, budaya buang sampah sembarangan dan kalo kata temen gw sih juga karena budaya bodo amatnya orang indo. Pergabungan dua budaya inilah yang bikin negara kita ngga bisa seperti negara yang kalian idam idamkan untuk kalian singgahi tadi.

Pengen tinggal di indonesia tapi orangnya gitu.. Pengen tinggal di negara bersih tapi ngga punya uang. Well.... Why not both~ Kenapa ngga ada pilihan tinggal di Indonesia yang udah jadi negara bersih? Siapa bilang kita ngga bisa merubah orang? Kita masih bisa ngubah diri sendiri kok. Emangnya diri kita sendiri bukan orang haha. Caranya simpel aja cuma cukup buang sampah pada tempatnya dan membuang sampah yang ditemukan di jalan dan kita sudah berkontribusi untuk indonesia yang bersih.

Ayo buktikan bahwa indonesia masih memiliki harapan untuk bisa sebersih dan sekeren negara
lain dengan ikut menerapkan GEMES PAPAT. "Gerakan Menempatkan Sampah Pada Tempatnya".