Tuesday, August 13, 2013

Perangkap Rutinitas

           Pernah ngga sih lu ngerasa, bingung, linglung, ga semangat kalo ke sekolah? Ngerasa setiap pagi badan lemes terbatuk batuk? Ngerasa di kelas tuh bosen terkantuk kantuk? Ngerasa, pas dikasih tugas malah kesal sambil mengutuk? Ngerasa semua berlalu begitu saja sampai pada akhirnya bel pulang diketuk. Utuk utuk utuk….
            
           Rasanya semuanya begitu hampa, begitu tidak bermakna. Setiap hari hanya berangkat untuk pulang. Terjebak dalam rutinitas yang tidak ada habisnya…
            
           BAHAYA! Kalo ngerasa gejala gejala yang telah disebutkan diatas ada pada diri lu, lu di diagnosa menderita suatu penyakit yang berbahaya. Penyakit mematikan yang biasa menyerang anak berumur dibawah 19 tahun khususnya para remaja SMA. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi ke banyak aspek kehidupan dan efek terparahnya adalah merusak masa depan seseorang. Penyakit ini dinamakan sebagai PR yang merupakan singkatan dari “Perangkap Rutinitas”.


            Semua orang bisa menjangkit penyakit ini, bahkan secara tidak sadar. Gua sebagai penulis pun juga pernah terkena. Waktu itu gua masih duduk di bangku kelas XI, semester 2. Gua selalu merasa tidak enak setiap membahas masalah masa depan.  Gua yang tidak punya tujuan apa apa, yang tidak punya hobi dan kebiasaan spesifik, selalu bermasalah dalam menentukan arah dan tujuan  hidup. Gua pun terjebak dalam rutinitas. Menjadikan sekolah sebagai suatu kegiatan formalitas setiap harinya. Secara tidak sadar gua menjangkit gejala gejala diatas. Dan gua pun mulai menjauh dari pergaulan. Sempat gua ngga masuk sekolah karena males. Dan baru beberapa saat ini gua mulai tersadar, kalau gua “sakit”.

            SD, SMP, SMA. Sudah kurang lebih 11 tahun kita menjalani suatu proses. Suatu proses yang bekelanjutan, yang selalu berulang yaitu “belajar”. Yang dimaksud “belajar” disini adalah belajar formal di suatu instansi pendidikan. Proses yang panjang yang di harapkan bisa menunjang pesertanya untuk menggapai tujuan dan mimpinya. Namun layaknya obat yang dipakai secara berkesinambungan, selalu ada efek sampingnya. Karena waktu proses yang lama ini, peserta didik jadi terjebak dalam suatu rutinitas yang terus berulang. Terjebak dalam suatu paradigma bahwa sekolah adalah suatu yang “Harus” dilakukan, bukan suatu yang “Ingin” dilakukan.
            
           Paradigma ini mulai menghapus secara perlahan, dasar dan makna sebenarnya dalam mengikuti proses belajar yang panjang ini. Menjadikan kita para murid menjadi seperti robot yang di program untuk menjalankan suatu sistem.
Kita ke sekolah cuma buat, masuk kelas, dikasih tugas, ngerjain tugas, dapet nilai terus lulus deh. Yang akhirnya membuat pikiran berorientasi nilai pun ikut lahir dan begitu pula budaya  budaya buruk seperti budaya nyontek. Menjadikan kita lupa hakikat arti seorang pelajar. Membuat kita lupa arti integritas sebagai seorang pejalar sejati. Dan lama kelamaan timbul gejala gejala yang udah gua sebutin diatas.

            Ckckck. Itulah bahayanya PR ini. Untuk itulah, sebelum terjadinya kerusakan pada diri kita akibat komplikasi dari penyakit ini, diperlukan operasi besar besaran dan pemberian obat obatan khusus dengan dosis tertentu dalam jangka waktu tertentu, untuk membantu kita mengingat kembali dasar pemikiran yang dibutuhkan untuk sembuh dari penyakit ini. Dan dari sekian banyaknya obat ada 1 yang paling berpengaruh. Obat itu adalah “Dream”

“Mimpi? Tidur terus aja kalo gitu mah.”

            Bukan!! Yang dimaksud mimpi ini adalah tujuan hidup. Mimpi adalah obat terkuat terhadap penyakit ini. Kenapa? Karena mimpi merupakan dasar alasan kita mau menjalani proses yang melelahkan ini. Hal yang terus memotivasi diri kita untuk terus hidup.
           
“Lah, kalo mimpi mah gua juga punya, gua pengen dapet undangan dan jadi dokter!”

            Hmm.. Bagus lu udah ada tujuan profesi. But it’s not enough. Gua jadi inget sedikit pengalaman gua waktu menjadi panitia MBS. Waktu itu lagi ada sesi “Cari Tahu”, yang mengharuskan peserta MBS mendapatkan tanda tangan dari para seniornya melalui tantangan yang berbeda beda. Ada yang nyuruh ngomong di mic lah, ada yang nyuruh nyanyi lah, ada yang nyuruh ngitungin foto kepala sekolah lah, dan masih banyak hal aneh lainnya. Gua yang ngga mau ribet cuma sekedar memberikan pertanyaan ke mereka. Salah satunya adalah pertanyaan simple yang menguak jawaban jawaban lucu.
            
“Kenapa kalian mau masuk SMA 1?” Tanya gua pada mereka

Ada yang jawab, karena sekolahnya bagus, gurunya baik, kakak kelasnya baik, sistemnya bagus. Padahal mereka belum mulai belajar di SMA 1, tau dari mana ya? hahaha. Tapi ada jawaban unik yang tidak jarang diucapkan oleh para peserta.

“Saya denger SMA 1 gampang buat dapet undangan”.

“Saya pengen dapet undangan ke UI”

 “Saya denger SMA 1 banyak yang dapet undangan.”

            Ngek.Nyari undangan mah minta orang nikahan aja, banyak. Hahaha.  Gua jadi mikir, emang sekolah biar dapet undangan ya? Habis dapet undangan terus masuk kuliah udah gitu? Habis masuk kuliah jadi dokter terus udah gitu? Dunia luas bro! jangan berhenti sampai disitu!

          Perlu adanya tujuan yang lebih spesifik untuk apa yang pengen lu kasih ke dunia. Pengen bikin suatu obat baru yang bisa menyembuhkan penyakit AIDS! Boleh! Pengen bikin baju yang ga bau bau. Silahkan! Pengen bikin suatu alat penerjemah yang memungkinkan kita berbicara dengan hewan! Bisa! Pengen bikin alat yang mengubah kotoran hasil buangan tubuh untuk di daur ulang menjadi makanan, biar pasokan makanan kita ga pernah habis! Ngg.. jangan deh kalo yang itu.
          Hal hal itulah yang nantinya yang akan membuat hari hari kita menjadi berbeda. Mendapatkan kembali arti penting menjadi seorang pelajar yaitu terus belajar, mengembangkan dirinya untuk menggapai mimpinya masing masing sebelum nantinya kita meninggal. Dan hal itulah yang akan menyelamatkan kita dari penyakit PR ini.

“Aduh, gua masih bingung arah hidup gua mau kemana. Nanti aja kali lah, Nanti juga ketemu. Let it flow.”

          Hmm.. Tau ngga kalo air selalu mengalir kebawah? Beruntung kalau bisa mengalir ke laut. Kalau mengalir ke saluran pembuangan? Kalau pun ngga mengalir, dia menggenang dan nantinya membusuk. Jangan mau diem aja dan menunda nunda. Segera cari tujuan lu. Karena waktu lu ngga akan cukup untuk menyelesaikan segala urusan lu. Act now!

“Ah. Tapi gua masih tetep bingung.”

            Gua tau gimana susahnya nyari tujuan hidup, karena gua juga mengalaminya. Gua masih inget dimana gua awalnya pengen jadi arkeolog buat ngubek ngubek tanah nyariin tulang dinosaurus, atau pengen jadi pembuat komik yang seru kayak naruto, atau pengen jadi penjaga hutan yang ditemani temen temen yang punya makanan favoritnya sama kaya gua yaitu pisang, atau pengen jadi arsitek membuat gedung gedung unik di dunia sampai akhirnya gua pengen menjadi seorang dokter, penulis dan pebisnis dalam 1 waktu. Think big guys! There’s so much more in this world. Masih banyak hal misterius yang belum ditemukan. Masih banyak hal hal unik yang bisa dijelajahi. Nyalakan kemudi roket lu dan pergilah berpetualang dalam mimpi lu!

“Gua udah punya tujuan nih. Terus gimana?”

            Kalo udah punya tujuan, ya usaha dong. Belajar. Cari hal hal yang mendukung tujuan lu. Mau membuat penangkaran hewan langka dunia? Ya belajar ilmu lingkungan dan manajemen.  Pengen jadi penemu alat Anti-G (gravitasi)? Meneliti penyebab gravitasi. Mau jadi presiden? Jadi teladan buat orang lain, belajar ilmu hokum, polik dan kenegaraan. Mau membuat makanan dari daur ulang kotoran? ……isi sendiri. Mau jadi dokter, penulis dan pebisnis? Kerja keras bung.
            Mengetahui tujuan dan tau apa yang harus dilakukan juga masih belum cukup. Ada 1 hal lagi yang penting untuk bisa menjalankan semuanya dan benar benar sembuh dari penyakit PR.

 “integrity”

            Kata yang sudah jarang didenger orang. Yang sekarang lagi heboh hebohnya dikeluarin sama #GerakanAntiNyontek. Makna dari integritas ini bukan hanya sekedar tidak menyontek. Didalamnya terkandung makna loyalitas, kesungguhan, kejujuran dan kekonsistenan. Banyak yang bisa diambil dari kata integritas, seperti manajemen waktu, Kejujuran dalam menggapai tujuan, moralitas sebagai seorang manusia, kekonsistenan untuk melakukan hal yang benar untuk tujuan kita. Kekonsistenan ini yang pengen gua bahas. Di perjalanan dalam menggapai tujuan kita,  pasti ada rintangannya. Baik kecil maupun besar. Dari mulai cuma karena males sampe harus pulang pergi tiga raksa buat belajar ke sekolah.
Kebanyakan, para pejuangnya selalu terjatuh di tengah perjalanannya. Dan kebanyakan pejuangnya selalu membiarkan dirinya terjatuh terlalu lama. Ini masalah yang ngga bisa di selesaikan oleh orang lain. Penyelesaiannya hanya bisa didapat dari diri kita sendiri. Api semangat dari dalam diri kita, harus terus kita berikan bahan bakarnya.  
           
Saran gua, carilah bantuan dari kegiatan keagamaan masing masing. Cari kegiatan untuk mengisi energy spiritual lu. Dan percayalah bahwa setiap apa yang kita kerjakan akan terbalaskan. Jika kita berbuat baik maka kita akan mendapat sesuatu yang baik. Begitu pula sebaliknya. Jika kita berbuat buruk maka kita akan mendapat sesuatu yang tidak memuaskan.

###

            Sudah sembuhkah kalian dari penyakit "PR"? Sudah bertemukah kalian dengan tujuan kalian masing masing? Sudah Mulai bergerak kah kalian untuk menggapai tujuan kalian? Jika sudah.  Insyaallah, we’ll meet again on the top of the world. See you on top.

~Think big, realize big thing~
Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”. (Al Insyirah: 7)


0 komentar:

Post a Comment

 
;